Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (ISBD) yang diampu oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd.

Selasa, 27 April 2010

Kelahiran dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan

Proses kelahiran dan perkembangan ilmu pengetahuan melalui beberapa periode jaman. Setiap periode jaman yang dilaluinya menggambarkan peradaban. Diawali oleh orang-orang Yunani Kuno di abad ke-6 SM, filsafat sebagai manifestasi ilmu pengetahuan, lahir dengan corak mitologis. Melalui mitologi itulah diterangkan segala yang ada. Setelah ada gerakan demitologisasi yang dilakukan oleh para filsuf alam dijaman pra Sokrates, filsafat setapak demi setapak mencapai puncak perkembangannya melalui pemikiran ”trio filsuf besar” yaitu Sokrates, Plato dan Aristoteles di abad ke-3 SM yang secara rasional mempertanyakan segala yang ada dan yang mungkin ada. Filsafat yang semula identik dengan mitologi sejak saat itu berubah menjadi ilmu pengetahuan yang meliputi segala macam ilmu menurut pengertian kita sekarang ini.

Sejarah filsafat Yunani Kuno berakhir di abad ke-6 M. Perkembangan selanjutnya, di abad pertengahan, diawali oleh filsafat Patristik dan dilanjutkan oleh filsafat Skolastik yang berlangsung hingga abad ke-14 menunjukkan bagaimana filsafat menjadi satu dan manunggal dengan agama (Kristiani). Pada abad pertengahan dikenal pula filsuf Arab seperti Alkindi, Al Farabi, Ibn Sina, Ibn Rosjd dan Al Gazali yang menterjemahkan karya Aristoteles dan membawanya ke Cordova untuk selanjutnya berkembang di dunia barat.

Didahului oleh gerakan Renaissance (abad ke-14 akhir) dan dilanjutkan oleh gerakan Aufklaerung (abad ke-18) filsafat barat memasuki tahap modern. Gerakan renaissance adalah gerakan yang didukung oleh satu cita-cita lahirnya manusia bebas. Sedangkan gerakan Aufklaerung adalah gerakan yang sangat mengagungkan kemampuan dan peranan akal. Gebrakan dari 2 gerakan ini memberikan implikasi mengembalikan otonomi manusia dan kebudayaannya di satu pihak dan mengarahkan kehidupan manusia menuju sekularisasi. Agama yang semula manunggal dengan filsafat, telah ditinggalkan oleh filsafat dan masing-masing otonom berdiri sendiri.

Pemisahan ilmu-ilmu pengetahuan (cabang) dari filsafat ini diawali dengan kebangkitan ilmu-ilmu pengetahuan fisik dengan tokoh-tokohnya Copernicus, Vesalius, dan Isaac Newton. Metode yang digunakan oleh ilmu alam ini, merupakan metode yang digunakan juga dalam ilmu sosial yang muncul pada abad ke-18. Perkembangan ilmu sosial dengan gaya tersebut, mencapai bentuknya secara definitif dengan tampilnya Auguste Comte. Comte mengajarkan bahwa cara berfikir manusia akan mencapai tahap positif setelah melewati tahap teologis dan metafisik.

Dari pengalaman ontologis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat perkembangan ilmu akan mencerminkan tingkat peradaban manusia atau proses perkembangan ilmu memanifestasikan proses perkembangan peradaban.